Cool Grey Outer Glow Pointer

Wednesday, October 30, 2013

28 Oktober 2013

Halo lagi semua, disini Bryant selaku founder blog ini akan menge-post suatu artikel yang bertema sejarah sebagai peringatan Sumpah Pemuda kita. Baiklah, ini dia cekidot!


Membuka Catatan Sejarah
Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945
   Proklamasi Kemerdekaan, yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia.
   Proklamasi telah mengubah perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat kebebasan. Merdeka dari segala bentuk penjajahan.
   Bagaimanakah sesungguhnya, peristiwa yang terjadi 68 tahun yang lalu itu. Mari kita buka kembali catatan sejarah sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Perdebatan proklamasi, didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari trangan pemerintah Jepang, Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerja sama dengan Jepang.
   Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir, Soekarno dan Hatta, 2 tokoh golongan tua bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya golongan pemuda mengkehendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu dengan kekuatan sendiri. Terlepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang.
    Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongtan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan aksi penculikan terhadap diri Soekarno-Hatta. Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok golongan pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan seperti dilukiskan Lasmidjah Hardi dan Ahmad Soeb ardjo sebagai berikut : “Sekarang Bung, sekarang! Malam ini juga kita kobarkan revolusi!” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. “Kita harus segera merebut kekuasaan!” tukas Sukarni berapi-api. “Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami!” seru mereka bersautan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan, “Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari.”
   Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menunjuk Wikana sambil berkata : “Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari!”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana ; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negara kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang saya katakana, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaa mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu?”.

Nah, sepertinya bahan tersebut bisa menjadi renungan kita untuk semakin menghargai Sumpah Pemuda walaupun artikelnya belum selesai ahaha. Ya cari sendiri dong sisanya kalau memang penasaran. Kan sikap Bangsa Indonesia kerja keras.
Sekian dari saya untuk hari peringatan Sumpah Pemuda di blog ini, terimakasih kepada yang sudah baca.
Tetap kunjungin blog ini dan sesekali dikomentarin lah, ahaha.